10.22.2008

Etika Penelusuran Goa

Penelusuran adalah hobi yang mengasyikkan.
Ada perasaan yang tak bisa dilukiskan saat kita melakoninya.
Tiap kali gua berhasil ditelusuri, ada banyak cerita yang bisa ditularkan.
Dari situ bukan cuma kebanggaan tapi selalu memancing
kerinduan untuk kembali lagi.
Namun kita juga harus ingat, ada etika yang harus dipenuhi saat menelusuri gua.
Penelusuran gua merupakan kegiatan kelompok.
Itu sebabnya dalam setiap penelusuran tidak dibenarkan seorang diri.
Jumlah minimal untuk sebuah kegiatan eksplorasi gua adalah empat orang.
Ini didasarkan pada faktor keamanan,
jika terjadi kecelakaan pada seorang anggota kelompok,
satu orang dibutuhkan untuk menjaganya. Sedang dua anggota
lainnya menyiapkan pertolongan (rescue),
atau kalau tidak mungkin, cari pertolongan kepada penduduk.
Sebelum memasuki gua, yang harus dilakukan
adalah meninggalkan pesan kepada orang lain tentang tujuan gua yang akan
dimasuki, jumlah penelusur, lama kegiatan,
bagian gua yang akan dimasuki, dan lain-lain.
Lalu tinggalkan seorang pengamat di luar gua.
Orang ini akan sangat berguna untuk memberi peringatan,
jika terjadi sesuatu di luar gua,
misalnya hujan lebat yang dapat mengakibatkan banjir dalam gua.
Kalau tidak mungkin, pelajarilah keadaan cuaca
terakhir di daerah tersebut, juga disiplin waktu yang ditetapkan.
Hal lain yang harus diperhatikan, yaitu membawa makanan dan minuman.
Paling penting kondisi badan harus selalu fit di saat melakukan penelusuran gua.
Sikap yang baik, menyadari kemampuan diri sendiri
dan tidak memaksakan diri untuk menelusuri gua,
jika kondisi atau kemampuan tidak memungkinkan.
Satu hal yang harus diresapi dan disadari oleh setiap penelusur gua yaitu masalah
“konservasi”.
Jangan mengambil apa pun, jangan meninggalkan apa pun
dan bunuh apa pun. Setiap buangan yang ditinggalkan
akan merusak lingkungan biologis gua yang sangat rapuh,
misalnya sampah karbit. Bawalah semua sampah ke luar gua
dan buang ke tempat pembuangan sampah.
Setiap kerusakan yang ditimbulkan oleh
penelusur adalah tindakan tercela,
karena untuk merusakkan benda-benda dalam gua
misalnya stalagmit dan stalagtit
hanya butuh beberapa detik saja,
sedangkan proses pembentukan benda-benda tersebut
membutuhkan waktu ribuan bahkan jutaan tahun.
Jika prinsip-prinsip tersebut disadari dan dilaksanakan
oleh para penelusur gua, maka semboyan:
“Take nothing but picture, leave nothing but footprint,
kill nothing but time”, terasa semakin berarti

10.20.2008

Biaralah Begitu

kubiarkan kesunyian
menggerogoti pikiranku
merampas semua yang ada
hingga yang tersisa hanyalah sembilu,,,
hmmmmmmm.....!!!
biarlah....!!!
biarlah semua begitu adanya
biarlah langit tak memberi aku hujan
biarlah terik matahari membakar ariku
sampai pori ini menganga.
biarlah begitu adanya
jika semua itu membuat aku memngerti
makna hidup yang sebenarnya.

SUNYI

mengapa sunyi menggali-gali dasar hati
mencari yang tertimbun
dibalik ari dan degup jantung,,,
dimana aku dapati jejak-jejak bias matahari
yang mengusamkan jalanan.
Akhhhh....!!!!!
hujan belum juga berdenting
padahal sore telah segaring ini.
padahal warnamu tlah ku Bismillahi
untuk menelak langit dan bumi petang ini.

10.13.2008

love is at heart

I don't know what do I feel.
and I don't know what do I had to do.
once in a while I feel silent and will happy when seeing the you.
is it possible that this love?
I do not hope you interpret it,
for me love is not signal to be interpreted,
but form the sincerity emit a stream of in confidence.
let he walk to explore each;every my mind path,
although in the end make I lose the nature to tread